Rabu, 28 Mei 2014

Menjaga Profesional Image


    A.    MENJAGA PROFESIONAL IMAGE



      1 .       Kesan Pertama
”Anda tidak akan memperoleh kesempatan kedua, untuk menciptakan Kesan Pertama yang baik”
Citra (image) Anda menampilkan sebuah pesan tentang Anda selama sehari penuh di setiap hari. Tidak ada tombol otomatis untuk menghapus kesan tersebut. Penampilan formal telah menjadi sebuah budaya di perusahaan-perusahaan perbankan. Beberapa perusahaan kreatif misalnya media cetak atau elektronik, bahkan memvisualisasikna penampilannya dengan gaya busana yang sedang menjadi ’trend’ : “We are a business Casual environment”. Mereka ingin meyakinkan bahwa klien mereka tahu apa yang dapat diharapkan dari standard yang ada dan bahwa klien tidak akan terpengaruh secara negatif dari anggapan-anggapan sebagai perusahaan yang tidak professional. Penampilan juga mempengaruhi kemajuan karir
Bila Anda mau menerima teori Kesan Pertama yang abadi ini, yang didasarkan pada banyak sekali penelitian di bidang kekuasaan dan pengaruh, hanya dalam waktu tiga puluh detik seseorang telah menilai Anda secara visual dari kepala (kepribadian) hingga kaki (karakter) dan memutuskan apakah menanggapi anda secara serius atau melupakan Anda. Hal yang perlu dilakukan orang itu hanyalah memandang Anda.
Penilaian sebenarnya dibuat dengan menangkap informasi tidak hanya dengan mata, tetapi juga dengan indera-indera yang lain. Mari kita asumsikan bahwa anda mempunyai perjanjian untuk pertemuan bisnis dengan seseorang yang belum Anda kenal, Anda melangkah memasuki ruangan:
a.       Pertama, ia melihat Anda, dengan pandangan yang menyeluruh, seperti yang baru saja diuraikan, dan membuat keputusan awalnya.
b.      Kemudian, ia mendengar suara Anda. Bagaimana suara Anda terdengar dan apa yang Anda katakan membuat satu lagi kesan yang nyata.
c.       Ketiga, ia menyentuh Anda dengan menjabat tangan Anda. Hal ini menjembatani kesenjangan diantara Anda berdua dan menimbulkan suatu pertalian. Jabatan tangan yang kuat dapat menentukan.
d.      Pada jarak itu, ia mungkin mencium aroma tubuh Anda, dan walaupun tidak adanya aroma, lebih disukai, aroma yang tidak terlalu menyengat indera penciuman.
e.       Indera kelima adalah perasa. Di banyak negara, pemberian salam sambil berjabat tangan mungkin disertai kecupan pipi kiri dan kanan, sehingga lawan bicara Anda telah mengalami diri anda dengan kelima inderanya.Di Indonesia, salam bentuk ini hampir tidak selalu diperkenankan di lakukan di depan umum.

  
     2.      30 Detik Pertama yang Menentukan
“Penampilan lebih dahulu berbicara, sebelum Anda mengucapkan sesuatu”
Kesan pertama adalah kesan yang abadi dan bahwa kesan itu dibentuk dalam waktu sepuluh detik yang pertama dari suatu pertemuan, menjadi opini dalam dua puluh detik berikutnya, dan ”dalam waktu tiga puluh detik ” akan terlihat apakah lawan bicara Anda akan menaruh respek atau tertarik kepada Anda atau malahan mengabaikan Anda.
Seringkali kita mendengar pepatah, buku dinilai dari covernya, rumah dinilai dari ornamen bangunannya, dan manusia dinilai dari caranya berbusana, sikap dan perilakunya. Mungkin kedengarannya tidak adil, karena bagaimana kita dapat suka atau sayang kepada, sementara kita tidak mengenal lebih jauh mengenai orang tersebut. Namun, dalam dalam dunia bisnis hal tersebut tidak dapat dipungkiri lagi.
Albert Mehrabian, seorang psikolog UCLA, melakukan percobaan-percobaan yang menyingkap, bagaimana orang saling menilai saat bertemu secara tatap muka. Mehrabian menemukan bahwa KESAN PERTAMA terjadi hanya dalam waktu 30 detik saja dan didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
a.    7% dari apa yang kita katakan,
b.    38 % dari nada suara kita, dan
c.    55 % dari penglihatan yaitu penampilan dan bahasa tubuh.
Dalam 30 detik pertama, tidak ada waktu bagi Anda untuk menjadi orang lain atau menarik teman Anda untuk menuliskan ringkasan daftar riwayat hidup atau referensi karakter Anda. Bahkan, tidak cukup setiap saat Anda menunjukkan bakat, ketrampilan, dan hal-hal lain yang menunjang kinerja Anda di depan customer atau klien Anda.
Semua orang dalam 30 detik detik pertama terfokus pada pesan yang Anda kirimkan melalui busana, gaya rambut, senyuman, sikap, dan komunikasi non verbal Anda lainnya”. Pada saat itulah penampilan Anda mulai diperhitungkan. Yang pasti, tampil profesional dan keren bukan berarti tampil dengan busana – busana ber”merk”, atau make up yang berlebihan, tetapi lebih pada keserasian penampilan secara menyeluruh dari ujung rambut sampai ujung kaki.




Dampak dari citra (image) yang kita kirim akan berupa sebuah pesan yang meliputi:
1.      Tingkat Pendidikan
2.      Kemampuan berkarir dan kesuksesan
3.      Kepribadian
4.      Pengalaman Hidup
5.      Kepercayaan dan Keseriusan
6.      Selera Humor
7.      Kemampuan Berinteraksi dalam Lingkungan Sosial
3.      Bertegur Sapa
Customer, klien, nasabah, dan tamu adalah raja. Kita harus selalu berprinsip bahwa, kedatangan mereka berarti keuntungan bagi perusahaan, yang pada gilirannya juga akan memberikan keuntungan bagi karyawan. Oleh sebab itu, sambutlah tamu Anda dengan sikap profesional dan tegur sapa ramah penuh persahabatan.
Jangan memandang tamu atau klien Anda dengan air muka rasa jijik, hanya karena penampilannya yang tidak berkenan. Jangan hanya mengganggukkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata atau berlagak sibuk hanya untuk menghindari tegur sapa.
Sapa tamu atau klien Anda dengan panggilan Bapak, Ibu, Mas, Mbak atau Dik. Tidak disarankan menyebut dengan nama kecil atau nama pangilannya sehari-hari, kecuali memang diminta. Titel atau gelar tamu Anda tidak wajib disebutkan, kecuali Anda sudah biasa menggunakannya.
Dengan wajah berseri, ucapkan selamat pagi, selamat siang, atau selamat malam disertai senyuman, baik kepada tamu, rekan kerja, atasan, atau siapa saja yang Anda temui sehari-hari di kompleks perkantoran Anda. Sikap Anda menunjukkan rasa persahabatan terhadap meraka. Iringi ucapan tadi dengan menyebutkan namanya, jika Anda sudah mengenal dengan baik. Jika Anda tidak mengetahui namanya tetapi sering bertemu, cukup anggukkan kepala sambil tersenyum ramah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar